La Nyalla Sambut Baik Konsep AlGriz Tentang Bisnis Agro Berbasis IT

https://suaralantang.com/konsep-algriz-tentang-bisnis-agro-berbasis-it.html

BANYUWANGI – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Provinsi Jawa Timur (Kadin Jatim), La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi kepada semua pihak atas terselenggaranya eksibisi Indo Agro – Indonesia Agriculture, Fishery, Livestock and Plantation International Expo di Banyuwangi, 11-16 Oktober 2018.

Ajang yang digelar dalam rangkaian IMF-World Bank Annual Meeting itu bisa ikut memperkenalkan produk pertanian Jawa Timur, sehingga bisa membuka pasar yang lebih luas.

“Saya berharap upaya IndoAGRO Expo kali ini akan lebih banyak mengenalkan keragaman dan kemampuan produksi sektor pertanian kepada para delegasi Annual Meetings IMF-World Bank 2018, sehingga akan berdampak nyata pada kinerja ekspor sektor pertanian Jawa Timur khususnya dan nasional pada umumnya,” kata La Nyalla, Senin, (15/10/18).

La Nyalla menjelaskan bahwa, bersamaan dengan pameran ini, juga akan diluncurkan Solusi Bisnis Agro 4.0 bernama ALGriz yang merupakan solusi agrobisnis dan industri dengan teknologi IT berbasis blockchain dan sharing economy.

“Penguatan dukungan Sektor Agro perlu dikembangkan berbasis IT dan berpola Industrialisasi 4.0. Solusi bisnis Agro 4.0 ini telah disiapkan konsepnya oleh ALGriz dan KADIN Jawa Timur menyambut baik konsep tersebut untuk diimplementasikan di wilayah Jawa Timur,” jelas La Nyalla yang maju sebagai calon DPD RI 2019.

Baca : Kadin Jatim Pacu Kualitas Lulusan SMK Se-Malang Raya

La Nyalla mengatakan bahwa saat ini sudah memasuki Revolusi Industri ke 4 atau Industri Generasi ke 4, yang dimulai dengan Revolusi Internet pada tahun 90-an. Presiden Joko Widodo juga telah meresmikan Peta Jalan atau RoadMap yang disebut Making Indonesia 4.0.

“Melalui RoadMap tersebut, Pemerintah mendorong pembangunan industri manufaktur untuk bisa berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri generasi ke-empat atau 4.0,” katanya.

Penerapan awal Industri 4.0, Indonesia akan berfokus pada Lima sektor Manufaktur, khususnya yang berkaitan dengan Bahan Baku Sektor Agro adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil serta industri kimia.

“Untuk kesiapan Jawa Timur dalam meng-implementasikan Konsep Agrobisnis 4.0 bisa dimulai dari apa yang telah sering dilakukan di Jawa Timur yaitu Lelang Produk Agro,” terangnya.

Baca : Wakil Ketua Majelis Syuro DPP Partai Bulan Bintang, Dukung Penuh La Nyalla Maju DPD RI

Menurutnya, pengembangan transaksi konvensional Lelang Produk Agro ini menjadi solusi bisnis digital yang terintegrasi akan sangat bermanfaat bagi pengusaha Jawa Timur baik dari sisi efisiensi maupun efektifitas transaksi.

“Implementasi Solusi bisnis Agro 4.0 ini yang terintegrasi mulai dari aktivitas agro hulu yaitu pembiayaan, produksi dan pasca panen serta pemasaran memang memerlukan proses tidak mudah untuk memadukan itu semua,” tuturnya.

Diperlukan beberapa tahapan untuk mengatasi kendala kendala tradisional yang sifatnya non teknis, tapi untuk kesiapan infrastruktur teknis digital dirasa tidak menjadi masalah dan bisa diatasi.

“Bila pilot proyek di Jawa Timur ini berhasil, pengembangan skala nasional juga bisa mulai dari Jawa Timur, karena Pemerintah Provinsi Jawa Timur didukung Kadin Jawa Timur telah membuka Kantor Perwakilan Dagang Jawa Timur di beberapa Provinsi di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Lingkungan baik teknis  maupun non teknis di Jawa Timur cukup baik,” tukasnya.

Konsep AlGriz Tentang Bisnis Agro Berbasis IT

Sementara itu, Wagub Jatim terpilih Emil Dardak dalam seminar IndoAgro 2018 di Banyuwangi menyimpulkan bahwa, memasuki era digital ini (4.0) ada berbagai permasalahan petani yang harus segera diselesaikan. “Dari hulu sampai hilir, seperti halnya yang disampaikan petani dari Bondowoso, Jember, Nganjuk, Jombang, Sidoarjo, probolinggo,.

“Permasalah tersebut, diantaranya adalah terkait foodgreat, pendanaan, packing / kemasan dan sertifikasi. Untuk itu, saya berharap algriz 4.0 ini bisa memberi pemahaman dan ada nilai tambah, bermanfaat dalam memecahkan permasalahan petani Jawa timur ini,” ujar Emil.

Seperti halnya Nawa Bhakti Satya yang dicanangkannya, maka tujuan Jatim Agro adalah memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan, menguatkan program petik, olah, kemas, jual, mengembangkan agropolitan, stabilisasi dan tabungan pangan, asuransi petani, restrukturisasi produk pertanian.

Selanjutnya menjadikan sungai dan hutan sebagai sumber kehidupan dan penguatan SDM pertanian dan Gapoktan. Serta mengembangkan kawasan pertanian terpadu berskala nasional. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *