Lapas Nunukan Tambah Ilmu Pengetahuan WBP Lewat Pojok Baca Lanuka

NUNUKAN – Tidak ada batasan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Nunukan untuk memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan.

Banyak cara dan pilihan untuk belajar, salah satunya membaca buku yang telah tersedia di Perpustakaan Lapas Nunukan yang bernama Pojok Baca Lanuka.

Kegiatan membaca merupakan hal yang positif untuk mengasah otak dan memperluas ragam wawasan.

Kalapas Nunukan, I Wayan Nurasta Wibawa mengatakan bahwa, ketersediaan Pojok Baca Lanuka bagi WBP merupakan wujud nyata Lapas Nunukan dalam pembinaan kepribadian.

“Setiap harinya Warga Binaan diberikan akses untuk meminjam atau membaca buku yang ada. Tentu ini menjadi aktivitas yang bermanfaat bagi Warga Binaan untuk mengisi waktu luang,” ujar Wayan, Rabu (22/6).

Wayan menjelaskan bahwa, hadirnya perpustakaan atau Pojok Baca Lanuka menjadi wadah pembelajaran bagi Warga Binaan.

“Perpustakaan ini telah menjadi wadah edukasi yang bermanfaat bagi Warga Binaan. Mereka dapat belajar dari berbagai macam buku yang ada untuk menambah ilmu-ilmu pengetahuan yang mereka miliki,” jelasnya.

Dia menyampaikan kendala saat ini bahwa masih kekurangan buku bacaan. “Untuk itu, upaya yang dilakukan Lapas Nunukan ialah dengan mengajukan bantuan ke Pemerintah Daerah (Pemda) dan Perpustakaan Nasional, serta kelompok kelompok literasi lainnya,” tutup Wayan.

Sementara itu, Kasi Binadik dan Giatja, Hendra Haha Saputra yang telah mengabdikan dirinya selama 10 tahun di Lapas Nunukan menambahkan bahwa, hadirnya Pojok Baca Lanuka untuk mendorong WBP Lapas Nunukan untuk gemar membaca.

“Kita berharap budaya rajin membaca dapat menular kepada seluruh Warga Binaan. Ilmu yang diperoleh dari rajin membaca buku-buku yang ada tidak akan pernah sia-sia. Sewaktu-waktu pasti akan ada manfaatnya bagi mereka dikemudian hari,” terang Hendra.

Sedangkan, Rahmad salah satu warga binaan Lapas Nunukan menyampaikan terimakasih kepada Kalapas Nunukan dan bagian pembinaan.

“Dengan adanya pojok baca ini kami (warga binaan,red) walaupun raga terkurung, tetapi kami bisa melihat dunia luar dengan membaca,” ungkap Rahmad. (*)

Exit mobile version