Suaralantang.com, Sumenep – Biaya Pemasangan Baru Listrik di pulau Sapudi mencapai Rp. 2.800.000 bahkan lebih, dan ini dinilai sangat tinggi dibanding dengan kecamatan-kecamatan lain yang ada di kabupaten Sumenep
Tarif pemasangan baru untuk 450 va seharga Rp 2.200.000 sedangkan untuk 900 va seharga 2.800.000 bahkan menurut sebagian warga ada yang mengatakan lebih dari itu.
Salah satu pemuda Sapudi, Habibullah, mengatakan dengan tingginya tarif pemasangan baru listrik di pulau sapudi sangat memberatkan terhadap masyarakat terutama masyarakat kurang mampu dan tingginya biaya pemasangan juga di barengi dengan beda-bedanya patokan harga terhadap penyambung baru.
“tarif pemaasangan baru ini sangat memberatkan dan terlalu tinggi terhadap masyarakat sapudi yang notabeni masyarakat kurang mampu apalagi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain yang hanya berkisar Rp. 1.500.000 sementara disini sampai Rp. 2.800.000 bahkan ada yang mengatakan lebih,” kata pria yang akrab dipanggil Habib tersebut, Kamis (3/7/2019)
Sebagai pemuda kelahiran Sapudi, Habib bersama teman temannya dari bergai desa di pulau sapudi merasa sangat terpanggil untuk membantu masyarakat menemukan titik terang terkait dengan tinggi dan bedanya tarif pasang baru listrik di pulau sapudi, bahkan kumpulan pemuda-pemuda sapudi ini sudah sempat meminta keterangan langsung ke pihak PLN.
“Saya bersama teman teman sudah ketemu langsung dengan pihak PLN yang ada di Sapudi bahkan sudah ketemu dengan manager Unit PLN Kangean yang membawahi Sapudi, dari pihaka PLN memberi keterangan bahwa pihaknya hanya mengetahui mengenai biaya tarif pasang baru (PB) yaitu Rp. 421.000 untuk 450 va dan Rp. 843.000 untuk 900 va sedangkan SLO dan Instalasi Milik Langganan (IML) diserahkan ke CV/PT, tegasnya.
Pemuda asli kelahiran sapudi ini tidak hanya berhenti sampai mendapatkan keterangan dari pihak PLN saja, Habib bersama pemuda sapudi lainnya mencoba mengorek informasi terkait besarnya biaya IML dengan menghubungi salah satu pihak yang tergabung dengan Asosiasi Kontraktor Listrik (AKLI) dan LIT se Madura.
“setelah ketemu manager Unit PLN Kangean saya mendapatkan beberapa data CV/PT Kontraktor Listrik yang tergabung di AKLI dari salah satu CV saya mendapati keterangan bahwa harga IML sebesar Rp. 875.000 dengan rincian 3 lampu 1 arde 1 stop kontak dan jika lebih dari itu maka pertitik seharga Rp. 175.000, berarti biaya pemasangan keseluruhan ditambah SLO hanya sekitar Rp. 1.800.000 untuk 900 va dan Rp. 1.400.000 untuk 450 va, lalu lebihnya dari itu untuk apa?, sebagai konsumen masyarakat berhak tahu itu, tegasnya.
Kedepan Habib bersama pemuda sapudi lainnya akan meminta ke Pemda Kabupaten Sumenep dan pihak pihak yang terkait untuk memberikan ketegasan dan mengusut sampai tuntas terhadap pihak yang bermain dibalik tingginya harga pemasangan baru Listrik di Pulau Sapudi yang dinilai sangat tinggi.
“saya sudah menghubungi salah satu anggota DPRD Kabupaten Sumenep dari Dapil 7 yang kemaren terpilih yaitu Bapak Drs. Mas’ud Ali, untuk meminta solusi dan beliau berjanji akan menemui kami, kedepan bahkan kami siap advokasi masyarakat unuk menempuh jalur hukum jika kami belum menemukan kepastian mengenai masalah ini, karena salah satu dari kami ada yang berprofesi sebagai advokad, tegasnya.
Keluhan masyarakat terkait dengan PLN, tidak diberikan kwitansi pembayaran padahal uang pendaftaran sudah masuk 1 juta dan hanya mendapatkan skakel dan kabel dan sisanya sebesar 1,8 juta akan dibayarkan setelah adanya kilometer dan listrik nyala, di desa lain ada sebagian aparat desa meminta iyuran kepada masyarakat untuk biaya masuknya tiang listrik sebesar 1 juta per penyambung.
“Keluhan yang masuk itu banyak, ada yang bayar 1 juta baru di kasik skakel dan kabel dan mereka tidak mendapat kwitansi pembayaran dan sisanya disuruh bayar setelah kilometer datang dan listrik nyala tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut padahal sudah sekitar 3 bulanan, ada lagi yang di minta iyuran untuk biaya tiang yang baru masuk sebesar 1 juta per penyambung dan kalau tidak bayar mereka di ancam kabel kilometernya akan di putus, ada juga yang seakan dipaksa harus sambung baru sekarang karena kalau tidak, baru bisa sambung 7 tahun lagi, ini yang membuat kami bertindak atas nama masyarakat sapudi dan juga demi nama baik PLN, karena mereka ada yang tidak bisa membedakan mana pihak PLN atau Kontraktor dan oknum yang hanya mengatas namakannya, bagi mereka yang pegang kabel itu dianggap petugas PLN, imbuhnya.