Yusril : Warga PBB Tetap Harus Waspada, Politik ini Sangat Rumit, Jangan Disederhanakan dan Jangan Cepat Bereaksi

Orasi Politik Yusril dalam Konsolidasi PBB Jawa Timur

Suaralantang.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril  Ihza Mahendra mengimbau para kadernya untuk tetap solid dan bijak dalam menaggapi perbedaan arah koalisi.

Yusril menyampaikan PBB adalah partai Islam demokratis. Perbedaan pendapat selamanya akan ada di dalam tubuh partai manapun.

“Di Masyumi dulu, antara Pak Dr. Sukiman dengan Pak Natsir sering terjadi perbedaan pendapat tentang arah koalisi. Dr. Sukiman lebih nyaman berkoalisi dengan PNI. Pak Natsir lebih dekat dengan tokoh-tokoh PSI. Tetapi partai tetap jalan meski ada perbedaan”. Ungkap yusril.

Menurutnya, sekarang hal seperti itu tetap harus dipraktekkan. Jangan karena beda arah dukungan capres cawapres, kita serang menyerang satu sama lain. Kita tetap harus menghargai perbedaan itu dan menjadikannya sebagai salah satu cara untuk membesarkan partai.

Sementara itu, Terhadap keputusan Dewan Dakwah, Yusril menyambut dengan positif.

“Yang pro ijtima’ ulama silahkan didukung DDII. Yang tidak pro ijtima’ silahkan didukung oleh ormas yang lain. Jadi kita tetap bersatu, bukan pecah belah”. Terang Yusril.

Selain itu, Yusril menegaskan segenap warga PBB harus kritis terhadap operasi intelejen yang tujuannya ingin memecah belah sesama warga PBB

“Kita harus kritis terhadap operasi intelejen yang mengindoktrinasi pikiran kita dan memainkan emosi kita, yang tujuannya ingin memecah belah kita sesama warga PBB. Tidak ada yang untung jika PBB pecah, kecuali kelompok-kelompok yang selama ini memang tidak ingin melihat PBB eksis dan tetap berkibar”. Ujar Pakar Hukum Tata Negara tersebut. Senin (24/11/2018)

“Itulah yang saya katakan hati-hati terhadap operasi intelejen, permainan dari partai lain yang selama ini tidak ingin PBB eksis, dan operasi penyusupan ke dalam berbagai WAG yang bertujuan mencuci otak (brain wash) yang berakibat kita jadi saling bermusuhan satu dengan yg lain”. Ujar yusril.

Yusril menambahkan, media sosial menjadi alat memecah belah yang teroganisir.

“Di twitter, buzzer yang bekerja secara terorganisir juga bekerja secara rapi. Aksinya adalah pembunuhan karakter. Apapun yang kita katakan akan diputar balikkan dan kemudian kita diberi “stigma” buruk seperti “rasis”, “pecundang” “kok selalu nyerang” dsb.” Ungkap Yusril.

“Kerja para buzzer sekarang ini tidak ada bedanya dengan kerja buzzer Jokowi-Ahok beberapa tahun yang lalu”. Imbuhnya

Warga PBB tetap harus waspada, politik ini sangat rumit, jangan disederhanakan dan jangan cepat bereaksi terhadap sesuatu sebelum jelas duduk persoalannya.

Bukanlah al Qur’an mengajari kita bahwa kalau ada orang fasiq membawa berita, janganlah kita cepat percaya tanpa meneliti kebenarannya lebih dulu, agar kita tidak menimpakan kecelakaan kepada sesama saudara kita sendiri.

Cobalah warga PBB renungkan dua hal seperti ini agar partai kita ini selamat mencapai cita-cita. (Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *